Wednesday, December 10, 2008

Adcom GFA-555 Maintenance


Minggu nanti saya berencana melakukan refurbishing power-amp. Semua moduldibongkar, dibersihkan dan caps elco yg kecil2 diganti.

Alasannya:
Di forum2 luar, banyak DIYer yg bilang bahwa power-amp Adcom kelemahannya soal elco cilik2. Caps yg dipakai merk Rubycon, setelah lewat 10 th maka ada yg degradasi, arus bocornya tambah gede (bahkan ada yg beneran bocor elektrolitnya sehingga kering). Akibatnya bisa bikin jebol kalau yg rusak adalah elco yg dipakai di modul DC-servo.Jadi dianjurkan utk diganti setelah lewat 10 th.

Sejarahnya:
Power-amp Adcom seri GFA-555 dirancang oleh Nelson Pass, dan di jaman dekade 80-90an menjadi power amp termurah yg berkualitet wanker. Untai rancangan Nelson adalah jenis hi-current pakai full transistor bipolar, tanpa mosfet,tapi toh terbukti bisa hebat, bisa melayani spiker2 impedansi rendah. Karena price/performance yg bagus itulah maka sukses besar yg membawa nama Adcom masuk kalangan hi-end. Setelah Nelson keluar dari Adcom (dan mendirikan Pass Lab) maka design untai GFA-555 disempurnakan oleh Walt Jung yg dikenal sbg maha-guru opamp. Jung mengganti untai DC-servo yg transistor menjadi opamp. (DC-servo ini tugasnya mempertahankan DC offset di output agar nol) yg dipakai adalah opamp LT1006 (bikinan Linear) yg khusus dibikin utk Adcom(dgn kode: ADCOM3A). untai baru ini di-release sebagai GFA-555 II Setelah itu Adcom juga bikin seri berikutnya yaitu GFA-565, 585, 5500.Tadi ndak tahu kenapa, rancangan tim Adcom paska Walt Jung, ternyata ndak bisa sepopuler sebelumnya. Sampai sekarang yg dicari adalah seri 555. Saya sendiri tidak berminat utk ganti jika tidak ada perbaikan kualitas yg cukup besar. Biarpun penampilan GFA-555 ini sama sekali tidak indah, dgn box ala kadarnya, tapi suaranya bagus. Kata orang2, kuncinya adalah pemakaian transistor yg matched (katanya; Adcom kalau beli transistor langsung satu batch produksi dari pabrik, lalu disortir utk matching). Kelemahannya: kalau sampai ada yg rusak, maka mesti diganti semua.

Tuesday, December 2, 2008

Upgrade Jalur ADC T'81


Akhirnya kami mengambil keputusan utk memisah head-amp, dan dicolok langsung ke konektor phono-stage TANPA kabel. PCB langsung nemplok dibelakang pre-amp.
Tiap channel pakai baterai sendiri2, dual monoblock. Ketika dinyalakan dan sinyal output phono-stage diukur, maka terkejut kami melihat bahwa hum menurun tinggal 6,8 mV saja pada kondisi "nude", pcb tanpa tutup apa2. Kalau pcb (terutama kapasitor) dikudungi pakai tangan dan tangan satunya pegang ground chassis, maka hum melorot main rendah. White-noise sangat kecil (lihat gambar osiloskop, gerigi di bagian pinggiran hum adalah white-noise, suara 'ngeses'). Jauh lebih bersih dibanding output DAC yg noise nya lebih gede....



Hasil uji dengar juga mengejutkan. Suaranya bisa beda dibanding sebelumnya, padahal untai ndak diubah. Aneh sekali. Cartridge yg biasanya cenderung "bright", sekarang sudah lebih wajar. Transient instrumen musik yg dipukul atau dipetik, makin terasa tekanannya, sangat realistis. Tapi surface-noise dari LP, suara geseran jarum pada vinyl, juga makin kedengeran. Utk sementara, kami sudah puas. Tapi saat ini balanced driver/receiver belum dipasang.